SEJARAH SEKOLAH SANTA URSULA JAKARTA

AWAL MULA

Tujuh suster Ursulin yang berangkat dari Sittard, Belanda menuju Batavia (sekarang Jakarta) atas permintaan Vikaris Apostolik Batavia, Mgr.Petrus Maria Vrancken. Mereka berangkat pada 19 September 1855 dengan menumpang kapal layar Herman. Ketujuh suster itu adalah Suster Angela Kuviers, Suster Emmanuel Harris, Suster Jeanne Nieuwenhuyzen, Suster Ursula Mertens, Suster Xaveria Verhuyght, Suster Andre van Gemert (Novis), dan Suster Maria Geraedts.

Pada tanggal 7 Februari 1856, para misionaris Ursulin ini berhasil berlabuh dengan aman di Batavia. Inilah momen pertama misionaris Ursulin menginjakkan kakinya di Batavia. Mereka pun disambut dengan penuh sukacita oleh Mgr. Vracken. Segera mereka diantar ke rumah yang sudah disediakan di Noordwijk (sekarang Jln. Ir. H. Juanda No. 29) berhadapan dengan kediaman Gubernur Jenderal.

Perjalanan panjang itu tentu saja membuat para suster mengalami kelelahan yang sangat. Apalagi mereka harus beradaptasi dengan iklim yang jauh berbeda dengan benua biru. Naas, empat hari kemudian, Suster Emmanuel Haris yang sakit menghembuskan napas terakhirnya pada 11 Februari 1856. Ia baru berusia 27 tahun.

 

BERTEKUN 

Meskipun kehilangan satu sahabat, keenam suster lain tetap giat melayani ditengah gempuran iklim yang panas. Para suster ini merintis karya dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Tak jemu-jemu mereka memulai karya di mana tenaga mereka terkuras sehingga banyak yang jatuh sakit dan meninggal.  

Pada 6 April 1858, Tuhan mengirim kelompok kedua misionaris Ursulin Belanda guna memperkuat karya pelayanan para suster pionir di Noordwijk. Sebanyak sembilan suster datang. Kendati ada banyak kesulitan, Tuhan memberkati dengan pertolongan dan perlindungan serta jumlah suster yang terus bertambah bagi pelayanan di tanah misi.

Seiring dengan mulai bertambahnya jumlah suster-suster dari Eropa yang bersedia melayani di Batavia dan jumlah kaum muda yang mesti dilayani, pada 18 Januari 1859, komunitas Noordwijk mengutus Sr. Angele Cleeren, Sr. Stanislas Port, dan Sr. Andre Van Gemert agar mengembangkan karya untuk melayani anak-anak miskin. Sr. Andre Van Gemert diangkat menjadi pemimpin biara. 

Mula-mula mereka tinggal di rumah kontrakan di Bazaar Baru (sekarang Pasar Baru) hingga akhirnya mereka mampu membeli tanah kosong dan hotel di samping Kantor Pos di daerah Weltevreden yang sekarang dikenal sebagai kompleks St. Ursula Jln. Pos No. 2, rumah ini menjadi rumah kedua yang disebut Klein Klooster (Biara Kecil), sedangkan di Jln. Juanda No. 29 disebut Groot Klooster (Biara Besar).

 

BERKEMBANG

Usaha para suster pertama-tama melayani anak-anak di Volkshool (Sekolah Rakyat) dan panti asuhan yang berkembang pesat. Hingga akhirnya kebutuhan akan asrama putri pun tidak dapat ditunda lagi. Pada pertengahan 1861 pembangunan asrama dilakukan. Banyak orang tua mempercayakan pendidikan anak-anak mereka kepada para suster di Weltervreden. 

Kebutuhan untuk menampung anak-anak dan keinginan untuk memberikan fasilitas yang baik membuat para suster berusaha meluaskan bangunan yang sudah ada. Mereka terus melebarkan sayapnya hingga pada 1889 pembangunan biara, kapel, sekolah, dan asrama selesai. 

Tuhan sendiri yang menanam dan memelihara komunitas dan karya para suster biara St. Ursula. Pada 4 Juli 1904, Sekolah Menengah (Hoogere Burgenschool/HBS) Prinses Juliana dibuka sehingga putri-putri Katolik dapat bersekolah di sini. Sekolah ini mengikuti standar Sekolah Putri Juliana di Belanda dan oleh pemerintah Hindia Belanda diakui sebagai kelas pararel dari Prinses Juliana School sehingga mendapat subsidi dari pemerintah. 

Sebagai cikal bakal SMA Santa Ursula maka berdirilah HBS Princess Juliana pada tahun 1906. Izin penyelenggaraan pendidikan SMA Santa Ursula di mulai pada tahun pelajaran 1931/1932. Proses belajar mengajar masa itu, pengajar dan suster yang mengajar harus mempunyai ijazah khusus sehingga beberapa suster kembali ke Belanda untuk kuliah dan ke Batavia lagi setelah lulus. Sekolah di Weltevreden ini harus mengikuti standar Sekolah Putri Juliana di Belanda sehingga bermutu tinggi dan tetap mempertahankan mutu dan nama besar sekolah sampai sekarang.