Program Guru Penggerak

1.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.3

Peran Pendidik dalam mewujudkan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Profil Pelajar Pancasila pada murid-murid dengan paradigma inkuiri apresiatif di sekolah

Oleh Chatarina Maryani

 

Filosofi Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, maksud Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan itu suatu ‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri.

Pada Program Merdeka Mengajar yang dicanangkan pemerintah, salah satu tujuan Pendidikan yaitu mewujudkan siswa yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila. Enam dimensi pada Profil Pelajar Pancasila, yaitu 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; dan 6) Kreatif.

Dalam hal ini dibutuhkan peran Pendidik yang memahami betul karakter dan kodrat murid dengan segala kemampuan dan keunikan masing-masing murid. Guru atau pendidik memiliki lima peran sebagai guru penggerak yaitu: 1) berpihak pada murid; 2) mandiri; 3) reflektif; 4) kolaboratif; dan 5) inovatif. Dengan memahami peran yang dimiliki, diharapkan guru akan tergerak dengan kesadaran dan motivasi diri untuk memunculkan ide/gagasan perubahan dalam pembelajaran maupun dalam aksi di lingkungan sekolah yang mengarah pada tujuan Profil Pelajar Pancasila. Guru berusaha bergerak untuk merancang dan melaksanakan suatu Prakarsa Perubahan dan memimpin perubahan positif tersebut. Guru perlu menyusun Visi pribadi yang tentunya sejalan dengan Visi Sekolah.

Untuk dapat mewujudkan visi guru dan melakukan proses perubahan, maka diperlukan sebuah pendekatan atau paradigma yaitu paradigma Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan managemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.  Managemen perubahan yang biasa dilakukan dengan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi di sekolah atau apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Sedangkan pada Inkuiri Apresiatif lebih berfokus pada kekuatan yang dimiliki setiap warga sekolah dan kekuatan yang telah dimiliki oleh sekolah itu sendiri.

Visi Sekolah saya : “Komunitas Pembelajar yang berkarakter SERVIAM, Berwawasan Global, dan Berbasis Teknologi.”

Prakarsa perubahan yang saya pilih berfokus pada bagian Visi Sekolah yaitu berbasis teknologi. Sekolah memberikan dukungan kepada guru untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi, salah satunya yaitu belajar dan mengenali media VR (Virtual Reality) untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Setelah menahami dan mengenali media VR, diharapkan guru dapat membuat rancangan belajar dengan media VR, dan sekaligus menerapkan dalam pembelajaran di kelas. Impian saya, dengan saya dapat melakukan Prakarsa Perubahan tersebut, saya juga dapat menularkan perubahan positif dan dapat menggerakkan rekan guru lain agar tergerak dan bersama-sama dapat melakukan perubahan dan menjalankan misi dalam mewujudkan Visi Sekolah.

                                         

Catatan : 

Tulisan ini adalah bagian rangkaian tugas Chatarina Maryani. Seorang guru Matematika SMP yang sedang mengikuti Program Guru Penggerak (PGP) dan terdaftar sebagai peserta Calon Guru Penggerak angkatan 7.